Tampilkan postingan dengan label Kabar Jakarta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kabar Jakarta. Tampilkan semua postingan
Jumat, 28 September 2012
FR Kebingungan dan Tak Bisa Tidur Saat Pelarian
Polres Jakarta Selatan berhasil menangkap Fitra Ramadhani alias FR alias Doyok (19), siswa SMA 70 Jakarta yang diduga mencelurit siswa SMA 6 Jakarta, Alawy Yusianto Putra (15), di sebuah kost-kostan, Yogyakarta, pada Kamis (27/9/2012) pagi. FR langsung melarikan diri usai tawuran dengan siswa SMA 6 Jakarta di Bulungan, Jakarta Selatan, pada tiga hari lalu.
Kuasa hukum FR, Nazarudin Lubis, mengatakan bahwa sebenarnya klien pergi ke Yogyakarta dengan bus bukan untuk melarikan diri. Tapi, karena FR yang masih berusia muda itu kebingungan pasca-tawuran yang menelan korban jiwa itu.
"Kalau saya lihat keterangannya, dia dalam kondisi bimbang, anak seusia itu secara psikologis bimbang mau ke mana. Jadi, dia pergi menenangkan diri ke keluarganya di Yogyakarta," ujar Nazarudin di sela mendampingi pemeriksaan FR di Mapolrestro Jaksel, Kamis (27/9/2012) malam.
Nazarudin mengaku meminta pihak polisi agar pemeriksaan dihentikan sementara mengingat FR belum istirahat.
"Saya minta pemeriksaan ini juga jangan terlalu malam. Saya minta diistirahatkan, karena tadi malam dia juga tidak tidur, karena kondisi dia tegang. Besok lagi dilanjutkan. Karena dampak psikologis wajib kita perhatikan," kata Nazaruddin.
sumber : tribunnews.com
Senin, 24 September 2012
Strategi di Balik Kemenangan Jokowi di Pilgub Jakarta
TEMPO.CO, Jakarta - Tim pendukung calon gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sukses menggenggam dukungan kelompok menengah. Hal itu terungkap dalam laporan utama majalah Tempo edisi 24 September-29 September berjudul #Jokowinner. Mereka misalnya, berhasil menggarap kelompok supir taksi Jakarta.
Itu yang terjadi saat Joko Widodo turun di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang. Keluar dari Pintu 2F, Joko Widodo diserbu penumpang di terminal kedatangan dalam negeri Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Terminal pesawat yang sibuk pada Rabu pekan lalu itu bertambah riuh dengan kehadirannya. Wali Kota Solo ini memboyong keluarga besarnya ke Ibu Kota sehari menjelang pencoblosan putaran kedua pemilihan Gubernur Jakarta.
Setelah bersalaman dan foto-foto, Jokowi ngeloyor menuju pangkalan taksi. Sang kandidat menyapa para sopir, bersalaman, dan membiarkan dia jadi obyek foto-foto. ”Ini silaturahmi dengan saudara-saudara saya, teman-teman taksi minta ditengok,” kata Jokowi, terus melempar senyum. Lima belas menit mengobrol, calon yang diajukan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerindra itu pamit. Ia melempar handuk putih kecil bertulisan namanya.
Bukan kunjungan tiba-tiba, sopir taksi merupakan salah satu kelompok yang digarap tim sukses Jokowi sejak putaran pertama pemilihan Gubernur Jakarta, Juli lalu. Menurut seorang politikus, tim Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mendekati para pengemudi ini. Sopir taksi dipilih karena merasakan langsung kemacetan jalanan Jakarta setiap hari. ”Asumsinya, mereka tak akan suka Fauzi Bowo,” katanya, menyebutkan gubernur inkumben yang berpasangan dengan Nachrowi Ramli itu.
Fauzi Bowo dituding tak berhasil mengurai kemacetan sejak ia memimpin Jakarta pada 2007. Hal ini dimanfaatkan penantangnya. Sentimen negatif terhadap Fauzi itu diharapkan menular kepada penumpang taksi melalui para sopir tersebut. Penumpang taksi, menurut dia, merupakan kelompok menengah yang merasakan kemacetan setiap pergi dan pulang kerja.
Denny Iskandar, sekretaris tim sukses Jokowi, mengatakan sopir taksi merupakan golongan masyarakat yang secara sukarela membantu timnya. Ia tidak menyebutkan secara spesifik adanya penggarapan kelompok itu. Yang jelas, menurut dia, ”Keaktifan sopir taksi itu menunjukkan strategi kami turun ke bawah berhasil.”
Strategi menggarap kalangan menengah ke bawah berhasil mendorong perolehan suara Jokowi, yang berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama. Hasil exit poll Saiful Mujani Research & Consulting pada hari pemilihan menunjukkan sebagian besar pemilih yang berpenghasilan lebih dari Rp 3 juta dan punya kendaraan memberikan suara buat Jokowi.
Eep Saefulloh Fatah, Direktur PolMark Indonesia yang menjadi konsultan politik Jokowi, mengatakan, ”Kami percaya diri: kalangan menengah ke atas akan enggan memilih Foke-Nara. Mereka cenderung memilih Jokowi-Basuki atau golput.”
Maka, menurut Eep, pertarungan sesungguhnya antara Jokowi dan Fauzi adalah perebutan dukungan kelas menengah-bawah. Menurut sejumlah survei, kelompok ini cenderung memilih Fauzi. Perebutan pemilih kelompok ini memanas karena isu agama dan ras, yang marak pada bulan puasa hingga menjelang pemilihan putaran kedua.
BAGJA HIDAYAT | AMANDRA | ANANDA TERESIA | MARTHA THERTINA
Jumat, 14 September 2012
Foke Marah, Jokowi Senyum
JAKARTA, TRIBUN - Dalam debat publik pada putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2012, petahana Fauzi Bowo tampak naik darah saat disinggung oleh Joko Widodo mengenai hasil PPATK bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merupakan pemerintah daerah terkorupsi di Indonesia.
"Hasil PPATK itu sudah dijelaskan dan bukan seperti itu penjelasannya. Sebagai kepala daerah jangan menyebar fitnah dengan mengandalkan informasi yang salah," kata Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo, di Hotel Gran Melia, Jakarta, Jumat (14/9).
Ia pun kembali menegaskan, bahwa angka kemiskinan di Jakarta merupakan yang terendah di Indonesia dan itu merupakan indikator bahwa pembangunan di Jakarta berjalan baik dengan pemerintahan yang bagus.
"Mengenai anggaran, kami sudah transparan. Itu bisa dilihat secara online," ujar Foke.
Sementara itu, Joko Widodo yang disapa akrab Jokowi dengan sikap tenang mencoba menjelaskan terkait hasil PPATK tersebut.
Ia mengungkapkan bahwa dirinya mampu menyimpulkan demikian karena PPATK merupakan lembaga yang dipercaya.
"Saya tau. PPATK ini lembaga terpercaya. Itu yang saya dapat. Ya saya memang bukan orang pintar tapi kesimpulannya memang seperti itu," ujar Jokowi dengan tetap tersenyum. (kompas.com)
Langganan:
Postingan (Atom)