JAKARTA – Padatnya lalu lintas saat Hari Raya Idul Fitri telah banyak memakan korban. Berdasar catatan Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu 2012, jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi mulai H-7 (12 Agustus 2012) hingga H+2 (22 Agustus 2012) mencapai 3.587 kasus.
“Kondisi lelah, capek dan macet bisa menyebabkan turunnya kewaspadaan pemudik. Hal ini yang barangkali memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas,” ujar Ketua Posko Harian Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu 2012, Sugiadi Waluyo kemarin (23/8). Pihaknya memantau di sejumlah ruas jalan terutama jalur Pantai Utara (Pantura) cukup rawan terjadi kecelakaan.
Berdasarkan data yang masuk ke Posko Lebaran 2012, tercatat kecelakaan banyak terjadi pada H-3 (16 Agustus 2012) sebanyak 383 kasus dengan jumlah korban meninggal sebanyak 54 orang. Hari paling nahas terjadi pada H-4 (15 Agustus 2012) karena menyebabkan 66 orang meninggal dunia. “Total terjadi 3.587 kasus kecelakaan dengan korban meninggal sebanyak 641 orang,” ungkapnya.
Dia mengungkapkan jumlah penumpang angkutan jalan dari H-7 sampai dengan H+2 tahun 2012 mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun yang lalu, tahun ini sebanyak 4.092.259 penumpang sedangkan tahun 2011 sebanyak 3.713.174 penumpang. Sebagai bentuk pengawasan langsung, pihaknya telah memasang 23 unit CCTV di beberapa titik rawan macet. “Seperti jalan utama dan jalan tol,” terangnya.
Pada hari Kamis 23 Agustus 2012 pukul 08.00 menunjukkan kondisi arus lalu lintas ramai lancar terutama pada ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Jalan Tol Cipularang, Jalur Pantura (Cikampek-Pamanukan-Cirebon-Tegal) dan Jalur Pansela (Cileunyi-Nagrek-Ciamis-Banjar). “Kecepatan rata-rata terendah terjadi pada jalur Cileunyi - Banjar yaitu 48,17 km/jam dan tertinggi di lintasan Tol Cipularang yaitu 62,59 km/jam,” sebutnya.
Sementara itu Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menyatakan bahwa pemerintah akan mengkaji kemungkinan mengoptimalkan potensi angkutan laut untuk mengangkutan pemudik sepeda motor di Lebaran tahun mendatang. Itu karena mayoritas kecelakaan lalu lintas selama ini banyak terjadi pada pemudik motor. “Demi keamanan memang sebaiknya diangkut kapal,” tegasnya.
Sebelumnya Kemenhub telah mengangkut ribuan sepeda motor dan penumpangnya menggunakan kapal perang KRI Banda Aceh dari Jakarta ke Semarang pada saat arus mudik. Kemarin, KRI Banda Aceh kembali mengangkut 635 unit motor dan 1.486 orang penumpang dari pelabuhan Tanjung Emas Semarang menuju Tanjung Priok Jakarta. “Mereka sudah selesai berlebaran di kampung halamannya,” kata dia. (wir/jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar