Senin, 30 Juli 2012

UKG Proyek Mubazir


Belajar Mengajar Akan Terganggu
TASIK – Pelaksanaan Ujian Kompetensi Guru (UKG) hari ini (30/7) terus menuai kritik dari para pendidik.
“Para guru tetap akan mengikuti ujian, meskipun hingga kini mereka masih mengkritik kebijakan pemerintah pusat dalam meningkatkan kualitas para guru,” ujar Pimpinan Pengurus Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) Kota Tasikmalaya Dadang Abdul Patah  dihubungi Radar, kemarin (29/7).
Ujian kompetensi hari ini diikuti guru TK, SD dan SMP. Sedangkan ujian kompetensi bagi guru SMK/SMA akan diundur hingga bulan Oktober 2012.
Dadang yang juga Kepala SMPN 11 Tasikmalaya mengatakan para guru menilai UKG sebagai proyek mubazir. “Dasar hukum digelarnya UKG tidak jelas, parameter penilaian juga tidak jelas ditambah efektivitas sasaran UKG sangat rancu,” tuturnya.
Apalagi, kata Dadang, dalam ujian tersebut hanya menyeleksi dua dari empat kompetensi guru yang harus dimiliki. Kurangnya sosialisasi dan persiapan infrastruktur yang masih amburadul juga membuat para guru merasa setengah hati dalam melakukan UKG. “Apalagi bila dikaitkan dengan sertifikai guru, hanya menambah permasalahan saja adanya UKG ini,” tegasnya.
Dadang memprediksi sebanyak 25 sampai 35 persen guru tidak akan mengikuti UKG dengan bermacam alasan. Bahkan, dirinya menerima informasi ada guru yang risau dan putus asa untuk tidak hadir dalam UKG, sehingga muncul istilah UKG itu, “Ujian Kegelisahan Guru.”
Dadang mengaku telah menerima beberapa pengaduan terkait pelaksanaan UKG. Forum Serikat Guru Indonesia (FSGI), Federasi Guru Independen Indonesia (FGII), Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) menolak dan telah menginstruksikan kepada anggotanya untuk memboikot penyelenggaraan UKG.
“Hasil UKG ini tidak berpengaruh apa-apa. Hanya sebuah seremonial akademik dan bertujuan untuk pemetaan kompetensi yang ending-nya merupakan sebuah proyek besar untuk bisa melakukan diklat–diklat guru,” urai dia.
Dalam wawancara terpisah, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Tasikmalaya Deri Daswara mengatakan sebanyak 3.665 guru akan melakukan Uji Kompetensi Guru.
Ujian itu, kata Deri, untuk mengetahui pemetaan penguasaan kompetensi guru dari segi kompetensi pedagogik dan profesional, sebagai dasar pertimbangan pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan profesi guru.
Deri mengatakan sepengetahuannya pelaksanaan UKG akan berjalan serempak di Indonesia. Soal yang harus dijawab sebanyak 100 buah dengan metode pilihan ganda dan waktu penyelesaian selama 120 menit. Pengisian jawaban dilakukan secara online.
“Nantinya soal UKG itu akan dikirim dari pusat langsung lewat online satu jam sebelum ujian dimulai. Setelah itu kelayakan guru akan diuji selama 120 menit,” tuturnya saat dihubungi kemarin (29/7).
Tambah Deri, para guru akan diberi kesempatan mengisi soal yang telah disediakan Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya via alat dan perangkat komputer. Masing-masing tempat ujian dibina satu orang instruktur. “Yang saya ketahui, satu gelombang akan diisi 20 orang guru dengan sistem per gelombang,” ujarnya.
Ia menjelaskan UKG akan dimulai pukul 07.30. Sebelum mengisi soal, guru harus menunjukkan KTP asli, kartu peserta dan foto copy sertifikasi yang sudah dilegalisir. “Saat ujian, para guru tinggal membaca soal dan memilih jawaban yang berada di layar komputer,” tuturnya.
“Soal–soal yang akan diisi para guru tidak sama karena soal diberikan secara acak sehingga tidak mungkin saling mencontek, walaupun tidak ada penghalang atau sekat saat melakukan ujian,” ungkapnya.
Ketua Dewan Pendidikan Kota Tasikmalaya Prof Dr H Dedi Herawan MPd mengatakan UKG harus dijadikan catatan penting dan pekerjaan rumah bagi Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya. Karena, faktanya saat ini guru merasa keberatan dan memprotes UKG akibat tidak mampu atau mahir mengoperasikan dan menggunakan komputer apalagi internet.
“Saya pesimis terhadap pelaksanaan UKG ini karena apakah jaringan internet bisa lancar bila digunakan sekaligus dalam waktu yang sama untuk seluruh Indonesia,” tuturnya.
Namun, Dedi menyarankan agar guru tidak usah merasa resah atau khawatir dengan ujian tersebut. Karena, ujian ini tujuannya mengetahui kesiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran sehari-hari.
“Guru harus selalu siap dan guru yang belum memenuhi kriteria yang telah ditentukan, sehingga nantiya akan mendapatkan pembinaan dan tentunya keuntungan bagi guru,” tandasnya.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Drs H Oslan Khaerul Falah mengatakan UKG dilkasanakan di 16 sekolah, antara lain; SMAN 1 sampai 10, SMP 1, 2, 5 dan SMPN 9. Ditambah, tiga SMK yakni SMKN 1, 2 dan SMKN 3.
Meski sekolah-sekolah tersebut dipakai kegiatan UKG, Oslan mengimbau pihak sekolah tidak meliburkan siswanya saat pelaksanaan UKG. “Kan ada tiga gelombang. Jadi nanti guru bisa saling bantu. Guru yang gelombang pertama bisa menitipkan (muridnya, red) kepada guru yang gelombang kedua (untuk memberikan pengajaran, red),” saran dia.
UKG dimulai sejak pukul 08.00 di lab komputer sekolah-sekolah yang ditunjuk. Setiap guru melaksanakan UKG di tempat berbeda meski satu sekolah. Penempatan UKG didasarkan pada tahun angkatan sertifikasi dan mata pelajaran.
Tiap sekolah, kata Oslan, hanya ada satu pengawas. Jika tak berhalangan, Oslan akan mengawasi jalannya UKG ke setiap sekolah. “Insya Allah saya keliling. Kalau tidak ditugaskan ke Bandung. Karena besok ada rakor (di Bandung),” tandasnya.
Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya Ucu Anwar mengatakan meskipun tidak ada imbauan dari Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya untuk diliburkan tetapi faktanya ada beberapa sekolah meliburkan diri akibat guru yang mengikuti UKG. “Ini (UKG) hanya akan membuang waktu dan menggangu kegiatan belajara siswa,” tuturnya.
Apalagi, kata Ucu, Disdik tidak pernah memberikan sosialisasi atau penjelasan kepada para guru, paling tidak seharusnya ada surat edaran kepada semua sekolah, terkait digelarnya UKG. (kim)

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar